Friday, May 4, 2018

1 Samuel 3, Amsal 3

1 Samuel 3:13 (TB)  Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!

Kenapa Eli membiarkan anak-anaknya menghujat Tuhan dan tidak memarahi mereka? Sebagai orang tua seharusnya dia tegas terhadap anak-anaknya,  apalagi anaknya berbuat dosa terhadap Tuhan. Kemungkinan karena sejak kecil dia melakukan pembiaran sehingga sampai besar anak-anaknya berani padanya dan juga melakukan kejahatan terhadap Tuhan. Ya bagaimana mengharapkan anak taat sama Tuhan yang gak kelihatan kalau sama orang tua yang kelihatan saja mereka gak taat. Anak perlu belajar tunduk pada mereka yang memiliki otoritas atas hidupnya sejak kecil.

Seringkali sebagai orang tua, orang tua zaman sekarang juga gak mau mendisiplin anaknya sejak dini dengan berbagai alasan:kasihan, anak belum mengerti, gak boleh dikerasin nanti anak trauma, nanti tahu sendiri mana yang salah, dsb-nya. Padahal, kalau anak gak dididik sejak dini, yang kasihan anaknya sendiri. Lebih baik mendisiplin anak sejak dini daripada mereka menerima akibat buruk akibat perbuatannya, apalagi kalau sampai Tuhan yang menghukum.

👉 Aku sering gak tega dan tergoda membela anak saat suami sedang mendisiplin. Gak boleh gitu, harus ingat apa yang terjadi pada anak-anak Eli, bagaimana akibatnya pada anak kalau tidak dimarahi. Kalau anak tidak tunduk pada otoritas akibatnya akan mengerikan. Aku juga harus mendisiplin anakku.

🙏 Tuhan, tolong aku dan suamiku dalam mendidik anak-anak kami. Berikan kami hikmat dalam bertindak sehingga tahu bagaimana harus berkata dan ajari kami melakukan yang benar sebagai orang tua karena tindakan kami berbicara lebih keras daripada perkataan kami.

Amsal 3:27 (TB)  Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

... dari orang-orang yang berhak menerimanya
Lalu, dari mana aku tahu orang tersebut berhak menerima kebaikan atau nggak?
Aku berpikir begitu sewaktu baca ayat ini. Zaman sekarang banyak sekali orang yang memanfaatkan kebaikan orang lain, dan saat ini untuk blessing orang lain dengan materi kami harus benar-benar berhikmat. Apalagi karena kami berencana untuk punya rumah tahun ini.

Tadi malam suami bilang ingin blessing keluarga yang sedang memerlukan bantuan. Dalam hatiku aku ngedumel awalnya, lah...emang mereka beneran perlu, kami juga perlu kok. Tapi hari ini baca ayat ini diingatkan juga bagian *padahal engkau mampu melakukannya*.  Kalau mikir keperluan-keperluan kami NANTI ya gak bakal bisa blessing orang dong,berasa gak mampu mulu dong. Lah, orang lain memerlukan kebaikan kita SEKARANG, harusnya aku juga mikir SEKARANG aku mampu ga? Kalau iya, jangan menahan kebaikan! Gak usah mikir kejauhan, gimana kalau NANTI aku perlu buat DP rumah? Masakan aku gak percaya Tuhan sanggup memberkati kami pada saatnya nanti kami memerlukan?

👉 Langsung deh bilang suami untuk transfer.

🙏Tuhan, ampuni aku karena menahan kebaikan dari mereka yang berhak menerimanya padahal aku mampu melakukannya. Ampuni aku karena terlalu kuatir tentang masa depan. Tolong aku untuk percaya sepenuhnya sama Tuhan. Amin.

Palangka Raya, 3 Mei 2018
-Mega Menulis-

No comments: