1 Samuel 13:10-11 (TB) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
Saul hanya *karena dia melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia dan Samuel tidak datang pada waktu yang telah ditentukan* lalu KETAKUTAN dan BERINISIATIF mempersembahkan korban bakaran padahal seharusnya Samuel yang melakukan itu. Kelihatannya Saul mengandalkan Tuhan saat mempersembahkan korban bakaran tersebut tapi alasan yang dikemukakannya ke Samuel mengapa gak menunggu Samuel menunjukkan kalau Saul mengandalkan kekuatan manusia. Dia takut saat ditinggalkan rakyatnya.
Kedatangan Samuel yang sepertinya terlambat menunjukkan siapa Saul yang sebenarnya:
1. Saul mengandalkan manusia dan gak mengandalkan Tuhan. Padahal berapa orang pun rakyat yang tersisa bersamanya, kalau Tuhan mau maka Tuhan bisa beri kemenangan.
2. Saul gak taat sama Tuhan. Untuk mempersembahkan korban bakaran dan keselamatan adalah tugas imam gak sembarangan orang boleh melakukannya. Saul melanggar hal tersebut.
Saat dihadapkan pada kesulitan, aku punya pilihan untuk mengandalkan Tuhan atau ngga. Kesulitan membuat karakterku yang sebenarnya keluar, apakah aku tetap taat atau aku menjadikan kesulitan sebagai alasan untuk ketidaktaatanku.
🙏 Tuhan, aku mau taat dan mengandalkan Tuhan saat kesulitan datang. Tolong aku supaya gak melupakan kisah Saul ini dan menjadikannya pelajaran. Amin.
Amsal 13:22 (TB) Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.
Apa warisan yang akan kutinggalkan bagi anak cucuku nantinya? Kalau itu kekayaan berarti aku harus bekerja keras mencari uang sebanyak-banyaknya. Tapi kalau aku aku mau mewariskan karakter Kristus, aku harus bekerja keras menjadi serupa dengan Kristus setiap harinya. Aku harus investasi waktu lebih banyak ke anak-anakku dan ngasih undivided attention. Aku masih berjuang untuk melakukan ini karena terkadang pas bareng anak disambi ngapain gitu, jadi gak fokus sama anak. Belum lagi godaan pegang HP. Bener-bener harus mendisiplin diri terus-menerus untuk gak pegang HP waktu bareng anak.
Aku mau mendisiplin lagi diriku:
👉 Gak pegang HP waktu bareng anak
👉 Fokus main bersama anak
👉 Melakukan yang benar terus-menerus, gak peduli ada anak atau nggak, karena aku gak tahu kapan anak melihat atau ngga, kapan anak memperhatikan atau nggak.
Palangka Raya, 13 Mei 2018
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment