Thursday, July 19, 2018

Pengkhotbah 1, Mazmur 39

Mazmur 39:12 (TB)  (39-13) Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku.

Kami sudah men-dp sebuah rumah dan sekarang sedang proses untuk pengajuan kredit di bank. Lah, ini penjualnya gak kooperatif untuk melengkapi syarat-syaratnya, jadinya repot banget kami. Aku sedih banget, tapi berusaha tenang karena kasihan kalau suami kepikiran, soalnya suami juga yang tenang gitu. Padahal di pikiranku dah macam-macam ni. Nyesek ingat dah DP.

👉 Baca ayat ini jadi yang mikir: Ya sudahlah, aku sudah berdoa, kalau Tuhan mau, Tuhan pasti tolong dan gak dibiarkannya kami. Teringat apa yang aku bilang ke Ci Lia yang ke dokter beberapa hari lalu:
Jadilah kehendak Tuhan buat hidupmu Ci. Gak ada yang bisa mengambil apa yang jadi bagianmu. Gak ada yang bisa menutup pintu yang sudah dibukaNya. Kalau kesembuhan jadi bagianmu, gak tau gimana caranya, gak peduli dokter bilang apa, pasti sembuh.

Aku juga mau mengingatkan itu ke diriku sendiri dan berdoa: "Jadilah kehendakMu Tuhan. Gak ada yang bisa mengambil apa yang ditetapkan Tuhan jadi bagianku. Kalau rumah itu bagian kami, gimana caranya pasti Tuhan berikan. Amin."

Pengkhotbah 1:8 (TB)  Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar.

Pernah jemu menjalani hidup?
Pernah lah ya. Apalagi kalau merasa apa yang terjadi hal biasa, itu-itu saja. Setiap hari bisa ditebak, bangun tidur, ngurus rumah, ngurus anak, berangkat ke kantor, pulang, ngurus suami dan anak, tidur, besok berulang lagi. Yang dilakukan sama kan ya tiap hari. Gimana gak bosan? Iya kan? Tapiiiii.... Beberapa hari ini berkomitmen mencari hal-hal yang bisa disyukuri, dan menemukannya, aku gak sempat jemu.

*mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar.*
Mata yang gak pernah kenyang dan telinga yang tidak puas mendengar bicara tentang kesulitan untuk mengucap syukur. Saat aku belajar mengucap syukur, hidup ternyata gak semenjemukan itu. Hidup menjemukan hanya jika kita menjalani hidup tanpa Tuhan. Hidup menjemukan saat kita memandang hari-hari kita sebagai hal yang biasa seperti robot dan gak menemukan berkat Tuhan yang tersedia. Hidup menjemukan saat kita gak punya tujuan hidup.

🙏 Tuhan, aku percaya tiap hari ada hal baik yang Tuhan sediakan. Hidup ini penuh kasih karuniaMu. Aku bersyukur untuk hidup yang Tuhan berikan. Hidup ini indah. Terima kasih Tuhan. Amin.

Palangka Raya, 19 Juli 2018
-Mega Menulis-

No comments: