Thursday, July 26, 2018

Pengkhotbah 8

Pengkhotbah 8:12, 14-15 (BIMK)  Meskipun seratus kejahatan dilakukan seorang berdosa, ia tetap hidup bahkan panjang umurnya. Konon, siapa taat kepada Allah, pasti hidupnya serba mudah.
Namun semua itu omong kosong belaka. Lihat saja apa yang terjadi di dunia: Ada orang saleh yang dihukum bagai pendurhaka, ada penjahat yang diganjar bagai orang saleh. Jadi, itu pun sia-sia.
Kesimpulanku ialah bahwa orang harus bergembira. Karena dalam hidupnya di dunia tak ada kesenangan lain baginya kecuali makan, minum dan bersukaria. Itu saja yang dapat dinikmati di tengah jerih payahnya, selama hidup yang diberikan Allah kepadanya.

Luar biasa hikmat dalam ayat-ayat ini. Kejujuran penulisnya bisa jadi membuat kita bingung. Aku sendiri jadi berpikir :
- Kalau orang saleh dan orang jahat nasibnya sama, buat apa taat kepada TUHAN? Nah, kalau nanya gini jadi ketahuan kan motivasi taat sebenarnya apa. Pengen menyenangkan diri sendiri dibandingkan menyenangkan Tuhan dong berarti.
- Siapa yang bilang taat kepada Allah pasti hidupnya serba mudah? Buktinya, orang yang taat kepada Allah mengalami kesulitan kok, bahkan rasa-rasanya lebih banyak lo kesulitannya daripada orang yang gak taat sama Allah. Bahkan Pengkhotbah mengatakan KONON bagi pertanyaan tersebut.
- Saat orang jahat berumur lebih panjang daripada orang baik dikatakan itu karena Tuhan masih memberi kesempatan untuk bertobat. Saat orang baik meninggal, ada saja yang berkata:Tuhan lebih sayang kepada dia, dia dipanggil supaya gak sempat berbuat jahat. Di sisi lain, saat orang baik berumur panjang dengan mudah juga ada yang berkata kalau ini karena kebaikannya makanya Tuhan ganjar dengan umur panjang, sementara saat orang jahat mati muda dikatakan dia menerima akibat dari perbuatannya. Benarkah demikian? Mana kita tahu? Hanya Tuhan yang berdaulat dan mengerti masalah umur. Dia punya rencana dan Dia tahu apa yang sedang Dia kerjakan.

Perkataan Pengkhotbah terkadang mengguncang iman dan membuat kita berpikir ulang tentang apa yang menjadi pegangan kita selama ini. Memaksa kita untuk jujur kalau sebenernya kita sungguh-sungguh gak bisa menyelami pikiran Tuhan,  kecuali Tuhan yang menyatakan diriNya dan memberikan pengertian.  Tuhan bukan seperti Tuhan yang kita pikirkan atau inginkan.  Kita sering kali membentuk khayalan kalau Tuhan begini begitu dan mengandalkan pemikiran kita sendiri.

🙏  Oh, Tuhan tak terselami pikiranMu dan begitu banyak hal yang aku gak mengerti tapi aku mau belajar taat untuk menyenangkan hati Tuhan dan jika Tuhan berkenan memberikan pengertian, aku pasti akan memilikinya. Tolong aku untuk taat sekali pun aku gak mengerti ya Tuhan. Aku mau berespon benar dan menyenangkan Tuhan dalam segala sesuatu yang terjadi di hidupku. Amin.

Palangka Raya, 25 Juli 2018
-Mega Menulis-

No comments: