Sunday, June 3, 2018

Mazmur 1, 2 Samuel 1

2 Samuel 1:15-16 (TB)  Lalu Daud memanggil salah seorang dari anak buahnya dan berkata: "Ke mari, paranglah dia." Orang itu memarangnya, sehingga mati.
Dan Daud berkata kepadanya: "Kautanggung sendiri darahmu, sebab mulutmulah yang menjadi saksi menentang engkau, karena berkata: Aku telah membunuh orang yang diurapi TUHAN."

Mungkin orang Amalek itu mengira dengan berkata kepada Daud kalau ia yang membunuh Saul maka Daud akan senang dan ia akan mendapat hadiah, tidak disangka Daud malah bersedih dan memerintahkan anak buahnya untuk membunuhnya. Orang Amalek ini berbohong mengatakan ia yang membunuh Saul padahal Saul bunuh diri. Dia berbohong untuk keuntungan dirinya sendiri tapi malah kehilangan nyawanya. Secara tidak langsung, dia 'membunuh dirinya' sendiri.

Kejujuran itu penting. Aku gak perlu berbohong untuk keuntungan diri sendiri karena nantinya akan merugikan, bisa-bisa aku malah 'membunuh diriku' sendiri. Berbohong terus-menerus akan membuat hati nuraniku mati lama kelamaan, yang awalnya merasa gak bersalah, lama-kelamaan jadi gak punya rasa bersalah kalau gak bertobat dari berbohong. Harus tetap jujur mulai dari hal yang terkecil sekali pun.

Kemarin di wa grup kantor, ada pemberitahuan kalau hari ini seharusnya di kantor ada upacara dalam rangka Hari Lahir Pancasila, karena surat edarannya lambat diterima dan tidak ada persiapan maka Kabag kami memerintahkan untuk mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di kantor Gubernur karena kalau tidak melaksanakan apel tunjangan kinerja dipotong. Banyak yang mengeluh dan mengusulkan supaya apel pagi biasa saja di kantor lalu difoto untuk dikirim ke pusat, yang penting finger print, katanya untuk meminimalisir kebohongan. Kabagku menolak dan berkata 'kejujuran di atas segalanya'. Aku dari awal hanya membaca saja percakapan di wa grup karena toh aku sedang cuti, tapi sejujurnya, walaupun gak berpendapat di wa grup sebenarnya aku juga berpikiran sama dengan teman-teman yang lain, "Ah, yang penting kan finger print yang dilihat pusat untuk dasar pembayaran tunjangan",  gak perlu lah apel sebenarnya. Tapiiii.... Membaca teguran Kabagku tadi jadi ikut tertampar juga. Iyes, kejujuran itu penting, dan aku harus belajar jujur dari hal yang paling sederhana.

🙏 Tuhan, ampuni aku kalau ternyata diam-diam aku sudah berniat gak jujur. Aku mau belajar jujur dari hal yang paling kecil. Terima kasih karena Tuhan kasih peringatan lewat Kabagku. Tolong aku untuk selalu jujur ya Tuhan, sekalipun itu gak menguntungkan. Amin.

Mazmur 1:1 (TB)  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

Berjalan.... Berdiri.... Duduk....
Dari yang awalnya cuma sambil lalu BERJALAN mendengarkan nasihat orang fasik, lalu BERDIRI bersama orang berdosa, sampai akhirnya betah dan DUDUK dalam kumpulan pencemooh. Semakin lama intensitas kita berada bersama orang yang salah maka kita akan semakin tersesat. Mungkin awalnya kita mikir, ah cuma berjalan, ah cuma berdiri, tapi lama kelamaan kalau tidak berhati-hati maka kita akan BETAH DAN DUDUK bersama orang yang membawa kita ke dalam dosa.

Aku harus lebih memperhatikan dengan siapa aku bergaul intens karena ini akan mempengaruhi hidupku. Aku gak perlu memaksakan diriku untuk berjalan mengikuti nasihat semua orang apalagi jika itu salah, karena saat aku mulai melakukan itu aku bisa merasa betah dan terbiasa melakukan yang salah. Aku gak perlu menghabiskan banyak waktu bersama orang yang membawa pengaruh negatif.

Sejak jadi ibu beranak dua, aku gak punya banyak waktu untuk bersosialisasi dengan banyak orang jadi aku memang perlu lebih memperhatikan dan memilih dengan siapa aku menghabiskan waktuku. Mau gak mau. Suka gak suka. Waktuku sedikit. Aku harus selektif memilih dengan siapa aku menghabiskan waktuku karena ini akan mempengaruhi hidupku.

Palangka Raya, 1 Juni 2018
-Mega Menulis-

No comments: