Tuesday, June 5, 2018

Mazmur 5, 2 Samuel 5

Mazmur 5:1-2 (TB)  Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan suling. Mazmur Daud. (5-2) Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.
(5-3) Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.

Berilah telinga kepada perkataanku....
Indahkanlah keluh kesahku...
Perhatikanlah teriakku minta tolong....
Membaca kalimat-kalimat yang diucapkan Daud dalam doanya tersebut aku merasakan Daud seorang yang rendah hati. Di awal doanya Daud berkali-kali memohon Tuhan supaya mendengarkan dia. Daud gak datang kepada Tuhan dengan kesombongan, dia menyadari benar siapa dirinya di hadapan Tuhan. Kalau selama ini Tuhan SELALU MENDENGARKAN dan MEMPERHATIKAN dia, itu bukan karena kebaikannya, tapi karena Tuhan baik. Mungkin kalau aku di posisi Daud, aku gak akan berdoa demikian karena dah kepedean aja kalau Tuhan pasti dengar, wong selama ini Tuhan selalu dengar dan tolong dia kok. Sikap hati Daud gak gitu, dia datang dengan kerendahan hati karena menyadari siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Tuhan adalah Rajanya, adalah kasih karunia saat Raja semesta alam selalau mau memperhatikan dan mendengarkan dia.

Aku diingatkan kalau ternyata suatu karunia saat Tuhan mau selalu mendengarkan dan menolong kita. Kalau dipikir-pikir malahan, kita ini debu, tapi Tuhan mau memperhatikan. Sungguh aku jadi luar biasa bersyukur.

🙏 Tuhan, ampuni aku kalau sering melupakan bahwa Engkau adalah Tuhan dan Raja kami. Ampuni aku karena datang dengan sikap hati yang gak benar, beranggapan kalau Tuhan selalu mendengarkan aku, sehingga aku gak datang dengan penuh rasa syukur. Terima kasih Tuhan karena bersedia mendengarkanku. Aku bersyukur. Amin.

2 Samuel 5:10 (TB)  Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.

Sungguh indah melihat bagaimana Alkitab mencatat tentang kuasa Daud yang semakin besar karena TUHAN MENYERTAINYA. Artinya, penulis kitab Samuel menyaksikan penyertaan Tuhan dalam hidup Daud. Orang lain melihat kalau Daud semakin berkuasa bukan karena kehebatannya berperang, atau kepandaiannya mengatur strategi, atau kekuatannya tapi mereka melihat TUHAN yang berkarya.

Daud telah memuliakan Tuhan, karen orang lain menyadari SIAPA SESUNGGUHNYA yang membuatnya berhasil. Daud tidak mencuri kemuliaan Tuhan dengan bersikap seolah-olah semua yang dicapainya adalah hasil usahanya. 

Menjadi perenunganku :Sudahkah aku mempermuliakan Tuhan? Saat orang lain melihat hidupku, apakah orang lain melihat semua yang kumiliki/kucapai sebagai hasil usahaku ataukah mereka melihat dan menyadari karya Tuhan di dalam dan melalui aku?

Bagaimana aku mempermuliakan Tuhan? Jika aku mau mengikuti teladan Daud maka aku harus :
👉 Bertanya pada Tuhan sebelum bertindak
👉 Taat dengan Tuhan
Dengan demikian nyata kalau dalam SETIAP langkahku, Tuhan yang menuntun dan membuat berhasil. Tidak ada kesempatan untuk bermegah karena semua keberhasilan adalah karena Tuhan yang memimpin.

Biarlah ini yang menjadi tujuan hidupku:
Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Yohanes 3:30

Palangka Raya, 5 Juni 2018
-Mega Menulis-

No comments: