Wednesday, June 20, 2018

Mazmur 19, 2 Samuel 19

2 Samuel 19:19-20 (TB)  dan berkata kepada raja: "Janganlah kiranya tuanku tetap memandang aku bersalah, dan janganlah kiranya tuanku mengingat kesalahan yang dilakukan hambamu ini pada hari tuanku raja keluar dari Yerusalem; janganlah kiranya raja memperhatikannya lagi.
Sebab hambamu ini tahu bahwa hamba telah berbuat dosa; dan lihatlah, pada hari ini akulah yang pertama-tama datang dari seluruh keturunan Yusuf untuk menyongsong tuanku raja."

Sebelumnya Simei mengutuki Daud, lalu begitu Daud kembali dia ketakutan dan meminta maaf atas kesalahannya. Gampang sekali dia melakukan itu. Daud memaafkan dan Simei bebas dari hukuman. Sungguh luar biasa hati Daud yang dengan mudahnya mengampuni. Hati Daud begitu lembut.

Aku jadi mikir, enak banget Simei ni ya. Mudah banget bilang maaf (dan dimaafkan pulak). Memang minta maaf itu gampang. Terlalu gampang malahan. Kata maaf diumbar dengan gampang. Apalagi kalau tahu orang yang kita mintain maaf selalu memaafkan. Aku diingatkan untuk gak mengumbar kata maaf. Bukan berarti gak mau minta maaf saat berbuat salah. Tapiiii ..... Daripada sekedarkeseringan minta maaf tapi terus mengulangi kesalahan yang sama, aku mau belajar untuk gak mengulangi  kesalahan bahkan gak membuat kesalahan. Kalau aku sadar bermasalah dengan mengendalikan mulutku saat bersama suami, aku harus belajar lebih menjaga mulutku, bukannya berpikir ah nanti tinggal minta maaf.

Mazmur 19:8 (BIMK)  (19-9) Peraturan TUHAN itu tepat, menyenangkan hati. Ketetapan TUHAN itu murni, membuat orang mengerti.

Saat mendengar kata 'peraturan' yang terlintas di pikiran adalah batasan. Ruang gerak kita serasa sempit saat menyadari ada aturan ini itu. Kita jadi gak bisa berbuat bebas sesukanya karena ada aturan. Peraturan di dunia dibuat ada agar ada ketertiban dan keamanan, bisa dibayangkan kacaunya dunia kalau semua orang berbuat sesukanya. Semua orang akan merasa benar karena semua pertimbangan sesuai kepentingannya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Nah, tentang peraturan Tuhan dikatakan kalau peraturanNya tepat, menyenangkan hati. Bagaimana bisa demikian? Bukankah aturanNya sepertinya sulit. Menyukakan hati gimana coba?  Wong jangan ini jangan itu gitu.

Sejak jadi orang tua, aku sering bilang ke Sara jangan ini jangan itu. Sara bingung nampaknya, kok kayaknya dia dilarang melakukan ini itu. Aku dan papanya mencoba menjelaskan sih, tapi Sara sepertinya gak mengerti kalau peraturan itu ada untuk melindungi dia. Kami membuat aturan karena mengasihi dia. See? Kalau kami saja yang penuh dosa dan terbatas ini membuat aturan karena sangat mengasihi dia, apalagi Bapa Sorgawi kita. Dia ingin melindungi kita. PeraturanNya selalu tepat.

🙏 Tuhan, aku bersyukur untuk setiap aturan dan ketetapanMu yang telah melindungiku selama ini.

Palangka Raya, 19 Juni 2018
-Mega Menulis-

No comments: