Mazmur 7:3-5 (TB) (7-4) Ya TUHAN, Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku,
(7-5) jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya,
(7-6) maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. Sela
Mazmur 7:8 (TB) (7-9) TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
Daud berkata kepada Tuhan, jika dia melakukan kecurangan, melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengannya dan merugikan orang dengan tidak ada alasannya maka musuh akan menangkapnya, menginjak hidupnya ke tanah dan menaruh kemuliaannya di atas debu. Di pikiranku awalnya pas baca ini, Daud berani ya berdoa seperti ini, masa sih ya Daud ga pernah curang atau merugikan orang lain. Wow banget kan ya.
Setelah dipikir-pikir, doa Daud ini kemungkinan bisa berarti beberapa hal :
👉 Daud memang gak pernah melakukan itu semua (merugikan orang dll itu) makanya berani berdoa seperti itu 😉
👉 Daud mau Tuhan memperingatkan dia seperti yang didoakannya. Jadi kalau suatu hari nanti musuhnya menangkap dia, itu adalah alarm buat Daud kalau dia melakukan kesalahan.
👉 Daud mempercayai keadilan Tuhan yang akan menghukum orang menurut kesalahannya.
Daud mempersilakan Tuhan menjadi hakimnya yang adil karena dia tahu jalan hidupnya dan mengenal siapa Allahnya.
Karena Tuhan adalah hakim yang adil maka aku diingatkan untuk hidup benar di hadapan Tuhan terutama dalam hubunganku dengan orang lain. Jika Tuhan adalah Bapaku maka sebagai anak aku juga harus berlaku adil, gak cuma dalam sikap dan perkataan tapi juga adil sejak dalam pikiran. Misalnya gak berpikiran negatif tentang seseorang kalau aku cuma dengar dari orang lain dan gak mengalami langsung. Terkadang kalau mendengarkan cerita tentang orang lain aku suka mengambil kesimpulan, "Ooo... Orangnya kayak gitu, pantasa aja bla bla bla". Padahal aku cuma dengar kata orang tapi aku sudah menghakimi dia dalam pikiranku. Aku sedang gak adil pada orang tersebut, aku gak boleh melakukannya lagi.
🙏 Tuhan, tolong aku, ajari aku untuk adil, bahkan sejak dalam pikiranku. Amin.
2 Samuel 7:14-15 (TB) Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.
Indah sekali pernyataan Tuhan kepada Daud tentang anaknya ini. Tuhan ingin menjadi BAPA-Nya dan akan menjadi BAPA-nya. Tuhan mengasihi anak Daud sebagai Bapa sehingga gak akan menarik kasih setia-Nya. Lebih dari bapak di dunia maka Tuhan menjadi BAPA yang sempurna,selalu mengasihi tapi gak segan menegur dan memukul untuk mendidik.
Aku bersyukur karena aku boleh memanggil BAPA kepada Tuhan, sungguh suatu keistimewaan memiliki Bapa Sorgawi yang selalu mengasihiku. Ya, Tuhan sungguh bertindak sebagai Bapa dalam hidupku. Seringkali aku melakukan kesalahan, atau kebodohan atau dosa tapi Tuhan gak membiarkan aku berlama-lama dalam dosa. Dia sedia menegurku.
🙏 Tuhan, terima kasih karena Engkau juga mengasihiku dan mau menjadi BAPAku. Tolong aku meresponi dengan benar saat Engkau menegurku. Engkau adalah Bapaku dan aku mau menghormati Engkau sebagai anakMu. Amin.
Palangka Raya, 7 Juni 2018
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment