2 Samuel 6:8-9 (BIMK) Maka sejak saat itu tempat itu disebut Peres-Uza. Daud marah karena TUHAN membinasakan Uza.
Tetapi Daud takut juga kepada TUHAN dan berkata, "Sekarang bagaimana Peti Perjanjian itu dapat kubawa?"
Daud marah sama Tuhan.
Daud juga takut kepada Tuhan.
Daud selalu jujur dengan perasaannya kepada Tuhan. Daud gak berpura-pura. Tidak ada yang disembunyikannya dari Tuhan. Bagiku itu benar-benar menunjukkan keintiman Daud sama Tuhan. Bukan hanya karena dia tahu tidak ada yang bisa disembunyikannya dari Tuhan tapi karena dia merasa dekat dengan Tuhan.
Apakah aku merasa dekat dengan Tuhan sehingga ingin membagi semua perasaanku dengan Tuhan. Atau aku gak mau membaginya dan berpikir, "Ah Tuhan tahu apa yang aku rasakan kok".
👉 Aku mau punya hubungan yang lebih intim dengan Tuhan seperti Daud. Aku mau selalu jujur dengan yang aku rasakan.
Mazmur 6:1 (TB) Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud. (6-2) Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.
Ga ada rhema khusus tapi entah kenapa, baca 2 Samuel dan Mazmur barengan gini berasa pas banget. Sepertinya apa yang dialami Daud yang diceritakan di 2 Samuel lalu dituangkan Daud dalam Mazmur segala perasaannya. Luar biasa melihat bagaimana Mazmur yang dituliskan Daud yang tersebut sampai sekarang memberkati banyak orang.
👉 Aku terkadang malas memposting rhema yang aku baca di blogku, pikirku gak ada juga yang baca kecuali aku sesekali baca ulang tulisan lamaku (itu pun sekarang jarang kulakukan) dan beberapa teman yang singgah, tapi apa yang dilakukan Daud menginspirasiku. Aku gak akan pernah tahu siapa yang akan diberkati melalui apa yang aku tuliskan, jadi tuliskan aja. Paling gak suatu hari apa yang aku tuliskan bisa memberkati anak cucuku 😉
Palangka Raya, 6 Juni 2018
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment