Friday, June 15, 2018

Mazmur 13, 2 Samuel 13

Mazmur 13:1, 5-6 (TB)  Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?
(13-6a) Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu.

Aku mengira Mazmur ini ditulis saat Daud berdoa meminta keselamatan anaknya dan Batsyeba, terlihat sekali kesedihan Daud di awal Mazmur ini karena dia merasa Tuhan menyembunyikan wajahnya terhadapnya. Entah ini pengaruh baca kisah Daud di 2 Samuel apa ya, kayak nyambung gitu ceritanya. Bagian yang menarik dari pasal ini, bahkan saat Daud merasa sedih dan merasa Tuhan melupakan dia, Daud memilih tetap mempercayai kasih setia Tuhan.

Aku mau memilih hal yang sama, tetap mempercayai kasih setia Tuhan. Bagaimana aku tetap percaya sama Tuhan di saat Dia terasa jauh?
👉 Percaya firman Tuhan
Imanku gak boleh bergantung pada perasaan, tapi pada firman Tuhan, pada apa yang dikatakan Tuhan. Perasaan bisa berubah-ubah,  ada kalanya aku merasa Tuhan jauh, ada kalanya aku merasa Tuhan begitu dekat. Ada saat dimana aku merasa Tuhan sangat mengasihiku, tapi ada saat aku merasa Tuhan gak peduli denganku. Tapiii... Itu tetap hanya perasaanku saja! Aku harus kembali pada firman Tuhan dan mempercayai perkataanNya saja.
👉 Mengingat perbuatan Tuhan di dalam hidupku
Saat aku mengalami kesulitan dan Tuhan terasa jauh, aku suka membaca blogku dan melihat betapa banyak dan baiknya yang Tuhan buat dalam hidupku. Aku bersyukur menuliskannya, ternyata gak terhitung kebaikanNya. Kalau dulu Dia telah melakukannya buatku, masa sekarang aku meragukan hatiNya?
👉 Menceritakan kebaikan Tuhan pada orang lain.
Bersaksi tentang kebaikan orang lain membuat rasa syukurku semakin berlimpah. Rasa syukur menguatkan kepercayaanku pada Tuhan.

2 Samuel 13:22 (TB)  Dan Absalom tidak berkata-kata dengan Amnon, baik tentang yang jahat maupun tentang yang baik, tetapi Absalom membenci Amnon, sebab ia telah memperkosa Tamar, adiknya.

Kasihan sekali Tamar 😭 Pastilah hancur sekali hatinya. Daud sebagai bapaknya cuma marah tapi gak melakukan sesuatu, menegur Amnon nggak, menghibur Tamar nggak, menenangkan anak-anaknya yang lain pun nggak. Absalom yang marah pun cuma diam dan semakin dipenuhi dendam, tidak ada usahanya untuk berkomunikaai dengan Amnon atau ke Daud memikirkan penyelesaian masalah yang terjadi. Sempat heran juga kenapa Tamar malah mengadukan apa yang terjadi dengan Absalom, bukannya pada Daud yang notabene bapaknya sendiri,apakah karena Tamar tahu bagaimana sifat Daud yang lemah dalam keluarganya.

Melihat bagaimana keluarga Daud bersikap  saat menghadapi masalah membuat aku bingung, gak ada komunikasi. Semua orang sepertinya tahu apa yang terjadi tapi memilih diam.  Ini membuatku mereview bagaimana berkomunikasi dengan keluarga. Harus ada keterbukaan. Setiap masalah diselesaikan segera supaya tidak ada yang mengganjal.

🙏 Tuhan, tolong kami berkomunikasi sebagai keluarga. Jadikan aku dan suami orang tua yang mendengarkan Tuhan sehingga anak-anak mau mendengarkan kami. Amin.

Palangka Raya, 13 Juni 2018
-Mega Menulis-

No comments: