Melatih kebiasaan makan anak ternyata banyak jenisnya, baru tahu kan? Sampai bengong sendiri aku waktu tahu di kelas Habit Training, nih di antaranya:
- melatih makan apa saja (gak pilih-pilih)
- melatih makan mandiri (gak disuapin maksudnya)
- melatih makan gak lama
- fokus saat makan dan gak mengerjakan hal lain selain makan
- dll
Kali ini aku mau bahas bagaimana melatih anak makan makanan yang gak disukainya alias gak pilih-pilih makanan. Duh, bersyukur lah kalian para orang tua kalau punya anak yang mau makan apa saja yang diberikan tanpa pilih-pilih. What a blessing. Anak kami ma suka pilih-pilih, kalau ketemu makanan yang gak disukainya bisa blas gak mau. Jadi kebiasaan makan apa yang dihidangkan ini salah satu yang kami latihkan ke anak kami baru-baru aja. Udah lumayan sih sekarang, walaupun gak juga dia jadi suka, tapi paling nggak anak mau mencoba dan makan apa yang gak disukainya. Kalau mengubah anak jadi suka? Wah, susah lah ya. Wong tiap orang punya preferensi sendiri. Kita aja disuruh suka makan makanan yang sebelumnya kita gak suka, emang mau?
Masalah makan ini pernah jadi masalah besar dalam keluarga kami. Kami pernah melakukan kesalahan. Dua kesalahan ekstrim yang pernah kami lakukan sebagai orang tua:
- memaksa mati-matian anak makan yang gak disukai
Pokoke anak harus makan biarpun gak suka, pakai diancam, dipaksa, dicekokin. Pokoke wajib! Kalau perlu dihukum kalau gak mau makan makanan itu. Dih, berasa jadi emak tiri gak sih kalau kayak gini π
- hanya memberikan makanan yang disukainya
Nah, ini kebalikannya. Pas tahu anak suka makanan A, saking senangnya liat anak lahap makan itu, kasih terooossss.... Akhirnya anaknya beneran cinta mati makanan itu atau malah jadi muak, akakakak.
Parah banget kami. Pernah saking maksa anak makan, anaknya sampe kayak trauma makan. Tiap lihat makanan mau muntah, ish. Tobat deh. Akhirnya yang penting mau makan deh. Kasih aja yang disuka, daripada gak makan to? Bener kan? SALAH. Anak harus tetap belajar dan dilatih makan apa saja yang dihidangkan di meja makan.
Bagaimana kami melatih anak kami makan makanan yang tidak disukainya?
1. Orang tua harus memberikan teladan
Sebagai orang tua , kita ingin anak tidak memilih makanan. Tapi apabila kita sebagai orang tua suka pilih-pilih makanan? Bah. Bagaimana mungkin kita mengharapkan anak tidak melakukan hal yang sama? Anak adalah peniru yang handal. Kedua anakku sekarang suka sayur, dan untuk ini aku harus bersyukur punya suami yang suka banget makan sayur. Aku? Aku makan walaupun gak banyak. Yang jelas, anakku memiliki teladan dalam hal makan sayur. Apabila di rumah orang tua suka pilih-pilih makanan, wah jangan heran kalau anak melakukan hal yang sama.
2. Buat anak mau mencoba.
Terkadang anak gak mau bukan karena gak suka, tapi karena belum mencoba. Salah satu anak kami seperti itu. Belum dicoba sudah bilang gak mau, gak suka. Kan gregetan ya π
Saking sensitifnya sama bau, ada tuh, baru cium baunya aja dah gak mau. Ya udah, kami bujuk, coba dulu makan. Baru boleh bilang gak mau atau gak suka. Bilang doang yang boleh, uhuk...Uhuk.... Tapi tetap disuruh makan, buahahaha. Yang jelas, kalau dah tahu anak gak suka, kasih porsi kecil aja dulu. Jangan langsung segaban, keburu eneg duluan anaknya. Ntar lama-lama baru tambah porsi secara bertahap.
3. Jangan biarkan anak memilih makanan
Minta anak makan apa saja yang dihidangkan di meja makan. Kalau perlu disuapi. Masalah makan mandiri bisa belakangan. Anak kalau dewasa, dah bisa dan sanggup mana mau juga kan disuapi. Emang ada anak dah remaja gitu mau disuapi? Biar saja anak disuapi makan sayur, daripada makan sendiri terus gak dimakan. Awalnya anakku menolak disuruh makan makanan yang gak disukainya. Pakai merengut dan nangis malahan. Kalau dah gini gimana? Tetap disuruh makan dong, tapi aku validasi emosinya dulu. Aku bilang, "Kamu nangis karena kamu gak suka makan sayur ya?"
"Iya," katanya sambil mewek.
"Mama tahu kamu gak suka, tapi kamu tetap harus makan. Kita gak bisa makan hanya yang kita suka. Itu gak baik, gak sehat. Mama juga sama lo, gak semua mama suka. Mama sukanya makan sate. Tapi mama gak bisa makan sate terus, nanti mama sakit. Kamu juga sama. Kita belajar ya, makan ini biarpun gak suka,sedikit aja gak papa".
Dia bilang gak mau dong.
"Ya udah, terserah kamu kalau gak mau makan, berarti kamu sekarang gak usah makan ya. Gak ada kue, susu atau makanan lain sampai jam makan berikutnya. Makanan yang gak mau kamu makan, pasti nanti ada lagi di jam berikutnya. Dan tetap harus kamu makan. Mau? Pilih mana?"
4. Kalau anak pilih makan, langsung berikan sedikit demi sedikit.
Sambil gak lupa dipuji. Kalau aku biasanya bilang, "Kamu hebat, biarpun gak suka tapi mau coba dan tetap makan, itu anak yang mau sehat". Di lain waktu, aku peluk dia, bilang, "Makasih ya, Mama senang kamu habiskan masakan Mama". Yah, gitu-gitu deh. Puji anak, kalau perlu setelah beberapa minggu mau makan yang gak disukai, kasih reward. Beberapa minggu ya. Jangan tiap makan, bangkrut bo.
5. Kalau anak gak mau makan, ya lakukan apa yang sudah dikatakan :
-stop sesi makan saat itu juga
-jangan berikan kue, susu atau makanan tambahan lain sampai dia makan dengan benar
-tetap berikan menu yang gak disukainya pada jam makan berikutnya. Jadi dia belajar kalau dia ga bisa menghindari menu itu.
6. Observasi kenapa anak gak suka makanan itu. Apakah alasannya esensi? Berinovasi kalau sudah jelas alasannya. Tapi bukan berarti dia bisa pilih-pilih.
Misal, salah seorang anak kami gak mau makan daging atau makanan berserat. Ternyata karena giginya gak bagus, jadi agak susah buat dia mengunyah, jadi lama pol. Nah, jadi malas deh dia makan gituan. Jadi aku harus perhatikan tekstur makanan, dimasak agak lama biar mudah dikunyah, digiling dan dibuat nugget atau bakso, disuwirin, atau dipotong kecil-kecil. Yah, intinya berinovasilah. Atau ada anak kami yang malas makan buah, penyebabnya bikin geli. Dia malas pegang buah langsung pakai tangan karena dia gak suka kotor tangannya. Akhirnya buahnya dipotong-potong, kasih tusuk gigi/garpu, beres deh. Intinya, melatih kebiasaan baru ke anak membuat kita harus berusaha mengenali anak kita lebih dalam,kondisi fisiknya, perasaannya, pikirannya, dll deh. Seru sih kalau kita gak keburu emosi. Kalau keburu emosi. Wadidaw. Susah.
Pelan-pelan akhirnya anak kami mau mencoba dan makan menu yang gak disukainya. Yah, walaupun gak sebanyak makan menu yang disukainya. Ya gak papa. Wajar aja lah. Anak gak harus suka, tapi tetap harus memakan apa yang kami hidangkan.
Sebelum melakukan langkah di atas sebenarnya ada ketakutan, bagaimana kalau anaknya gak mau makan sampai lama banget? Ntar kekurangan gizi atau sakit gimana? Aku diingatkan Mbak Ellen untuk belajar beriman kalau anak yang sehat pasti makan. Jadi gak perlu panik kalau anak gak mau makan. Lagipula, butuh berbulan atau bertahun buat anak disebut kekurangan gizi. Yang penting orang tua tetap konsisten dengan aturan yang mau ditegakkan. Harus kompak juga dengan pasangan. Gak usah pakai marah atau memaksa anak makan. Sampaikan dengan tenang, tegas dan kalem aturan makan, lalu konsisten lakukan. Anak akan belajar kok kalau dia gak bisa kompromi dengan aturan dari orang tuanya. Dia gak bisa tawar-menawar.
Semangat Mak! πͺπͺ
Palangka Raya, 23 April 2021
-Mega Menulis-