Mitra akuntabilitas sangat menolong karena ada seseorang yang akan mengawasi setiap komitmen kita.
Jika ada kebiasaan yang sangat sulit kita lakukan atau tinggalkan, miliki mitra akuntabilitas yang tidak segan menegur kita. Orang ini harus bersedia menegur tanpa berkompromi pada apa yang telah menjadi komitmen kita, demikian pula kita harus bersedia menerima teguran dengan hati terbuka.
Aku telah merasakan sendiri manfaat mitra akuntabilitas ini. Bertahun-tahun yang lalu aku menyambut ajakan seorang teman bergabung di WA grup akuntabilitas membaca Alkitab setiap hari. Setiap hari setiap anggota grup tersebut wajib menuliskan rhema dari pasal Alkitab yang dibaca, lalu absen nama di WA grup. Jika sehari saja tidak share rhema tanpa pemberitahuan alasan yang bisa diterima maka hari berikutnya harus double share dan dapat peringatan. Tiga kali peringatan dalam sebulan maka dianggap belum dapat berkomitmen dan harus keluar sementara dari grup. Sekarang, setiap hari bangun pagi maka yang pertama kali aku lakukan adalah membaca Alkitab. Ini sudah menjadi kebiasaan.
Kontrak yang membuat kita harus membayar setiap pelanggaran komitmen memang menyakitkan tetapi efektif menjaga komitmen kita.
Seandainya kita harus membayar berat setiap pelanggaran komitmen yang telah kita buat maka kemungkinan kita akan berpikir ulang untuk melanggarnya. Sama seperti tilang yang harus dibayar mahal, membuat seseorang mau tidak mau, suka atau tidak suka, berusaha memenuhi aturan berlalu lintas.
Baru saja aku mengobrol dengan suami dan berkata, seandainya aku harus membayar lima puluh ribu rupiah ke dia setiap aku membuat Indomie di rumah, mungkin aku gak akan kecanduan Indomie lagi. Dan disambutnya dengan berkata, asal gak makan di kantor juga ya. O iya ya, hahahaha. Kontrak apapun memerlukan komitmen dan kejujuran kita. Tanpa itu, kontrak tidak akan efektif.
Palangka Raya, 31 Maret 2021
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment