Aslinya ulang tahun anak-anak kami gak terlalu istimewa. Cuma makan (makanan kesukaan yang sedang berulang tahun) bersama (lah makan bersama kan hampir tiap hari ya) dan berdoa, kadang ada kue ulang tahun kalau ada request khusus, hadiah pun gak ada kami berikan. Entah kenapa, aku dan suami berpendapat kalau pertambahan umur itu bukan prestasi, kami memang gak membiasakan memberi hadiah di momen ulang tahun. Jadi anak-anak juga gak berasa berhak menerima hadiah tiap ulang tahun. Bukannya gak sayang anak, tapi ya gitulah prinsip kami. Tiap keluarga punya preferensi sendiri. Ada juga yang karena kasih dan sukacitanya memberi hadiah. Ulang tahun bagi kami adalah momen membuat anak mengenal umurnya dan kami merayakan kesetiaan dan penyertaan Tuhan bagi si anak. Nah, tadi malam ada sesuatu yang istimewa terjadi dalam perayaan ulang tahun Sofia.
Kami makan bersama keluarga (mamaku dan adekku) di sebuah rumah makan dan membawa kue ulang tahun yang kami beli. Tempat makan pun baru kami pilih saat berangkat, pertama kali kami ke Haur Kuning.Tempat ini dipilih karena Sofia suka makan ikan. Sebelumnya hanya pernah lewat doang. Sampai sana kami senang, gak ramai (zaman Covid-19 gini bahagia banget makan di tempat makan yang sepi, akakakak). Lalu ada beberapa mainan anak. Eh, ada pula beberapa pojok tempat makan dengan backdrop ucapan selamat ulang tahun, lumayan, hahaha. Saat itu di sana ada keluarga lain yang mau makan juga dan punya seorang anak perempuan. Kebetulan di sana ada beberapa permainan anak seperti seluncuran, ayunan, dll. Sara dan Sofia bermain bersama anak itu, belakangan kami tahu namanya Cia. Sewaktu kami menyanyi dan potong kue untuk Sofia, anak perempuan itu ikut. Anak-anak senang karena merasa ada teman baru, lalu kami berikan potongan kue ultah itu ke Cia. Sebelum keluarga itu pulang, ibunya mampir dan mengucapkan selamat ulang tahun ke Sofia. Nah, bagian mengagetkannya, sewaktu pulang dan mau bayar, ternyata semua makanan kami sudah dibayar lunas oleh keluarga tersebut. Aku sempat bengong, gak salah nih. Berkali-kali aku tanyakan ke penjualnya dan dia bilang memang sudah dibayar. Wah, padahal gak kenal lo. Mengucapkan terima kasih ke keluarga itu pun kami gak sempat, wong mereka selesai dan pulang duluan kok. Kiranya Tuhan saja yang balas kebaikan mereka. Ya ampun, puji Tuhan banget. Emak mana yang gak hepi kan? Bisa saving duit 🤣
Lalu aku bilang ke suami sambil senyum-senyum sumringah, ini blessing tak terduga. Tuhan kalau mau kasih berkat caranya tak terduga. Bulan ini memang banyak pengeluaran. Waktu kunjungan ke panti rehab bareng teman kantor, kami blessing mereka. Kupikir Tuhan 'mengembalikan' apa yang kami beri. Eh tapi lalu suamiku bilang, bukannya kamu pernah bilang mau rayakan ultah anak-anak di panti tahun depan jangan-jangan itu uang yang seharusnya buat bayar makan, bagian mereka di panti. Deg. Aku kaget. Padahal dah seneng gak keluar duit makan, hahaha. Tapi rupanya Tuhan dengar perkataanku dengan suami beberapa waktu lalu.
Jadi ceritanya, minggu lalu aku dan teman-teman kantor ke Panti Rehabilitasi orang dengan gangguan mental (Yayasan Joint Adulam Ministry) di Jl.Cilik Riwut km. 18 Palangka Raya untuk beribadah Paskah dan blessing mereka. Sepulangnya dari sana aku bilang sama suamiku kalau keadaan mereka sungguh memprihatinkan, ada 25 orang dengan gangguan mental, 5 suster dan 1 penjaga cowok. Gak ada sumber dana tetap, mereka hidup dari donasi orang-orang yang ke sana. Memang sih mereka berkebun dan beternak, tapi tetap saja buatku memprihatinkan. Aku cerita bagaimana aku merasa diberkati di sana. Kalau sebelumnya kami ke sana untuk memberi dan menjadi berkat, aku malah merasa kami yang datang ini yang diberi banyak dan diberkati. Kami dimampukan jadi berkat karena Tuhan sudah lebih dahulu memberi, kami hanya saluran berkatNya. Sepulang dari sana aku menyadari begitu banyak kami diberi selama ini :kesehatan mental (yang jarang aku syukuri), keluarga yang selalu ada saat kita sakit, makanan yang enak dan berlimpah, begitu banyak!
Lalu aku bilang ke suami, pengen deh tahun depan dana ultah anak-anak kita pakai blessing orang-orang di tempat seperti itu. Kue ultah yang kita beli beberapa ratus ribu itu bagi mereka bisa jadi beras beberapa kg lo. Aku pengen anak-anak belajar berbagi dan bersyukur. Aku bilang tahun depan karena tahun ini kami sudah janji memberi kue ultah buat anak-anak, biasanya sih mereka gak pernah request apa-apa. Mereka pengen kue ultah tahun ini karena melihat tahun ini ultah mamanya dapat kue ultah (padahal itu pun dari sepupuku). Terus kalau direncanakan jauh hari kan bisa ditabung dari sekarang. Lagipula banyak sekali pengeluaran bulan ini. Kalau dipikir, apa ini alasanku aja ya, hahahaha.
Lah, sekarang Tuhan malah kasih berkat lewat keluarga yang gak kami kenal. Berasa diuji gak sih kalau gini? Itu kapan hari aku ngomong sekedar ngomong doang atau bakalan dilakukan. Aku beralasan banyak pengeluaran sebelumnya. Sekarang? Alasan apa yang mau kuberi? Batal saving deh aku 😂 Gak jadi deh masuk kantong lagi uang makan semalam. Kami diberkati untuk jadi berkat. Cus deh minggu ini antar berkat Tuhan ke panti. Terima kasih Tuhan. Ulang tahun Sofia yang ke-3 tahun ini istimewa sekali. Kami belajar, Engkau Allah yang mendengar. Bahkan niat baik kami pun Tuhan yang kerjakan dan wujudkan.
Palangka Raya, 13 April 2021
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment