Kali ini aku sharing pengalaman keluarga kami tentang tidur siang anak. Anak kami yang pertama-Sara, juga susah tidur siang lo dulu. Jadi setelah kami amati, kalau dulu gak mau tidur siang, analisa saya dan papanya:
1.kemungkinan karena tidurnya kemalaman jadi bangun siang, energinya full (makanya gak ngantuk dan gak mau tidur siang lagi)
2. dia ingin sekali main jadi siang ga mau tidur (kalau main dia lupa ngantuknya).
Yang kami lakukan kemudian adalah :
1. Satu jam sebelum jam yang kami inginkan mereka sudah tidur di waktu malam, kami ajak masuk kamar, lampu dimatikan. Jadi cuma bisa beraktivitas di tempat tidur, cerita, mendongeng, doa bareng, lompat-lompat. Pokoknya lampu mati. Kalau jam 9 belum tidur, kami tinggal mereka tidur. Kami ingatkan kalau pagi mau jalan, nah yang gak bisa bangun pagi gak bisa ikut, jadi malam harus tidur cepat. Kalau dia belum mau tidur juga, kami kasih tahu kalau papa mama sudah mengantuk dan mau tidur duluan. Pintu kamar sudah ditutup memastikan mereka aman sebelum kami tidur. Biasanya sih karena gak ada temannya, mereka bengong sendiri atau cerita sendiri, lama-lama tidur sendiri.
2. Pagi setelah jalan bareng, sarapan dan mandi maka anak-anak bebas beraktivitas. Sudah hampir dua bulan, tidak ada screen time jadi mereka memainkan mainannya. Saat banyak gerak di pagi hari, siang mereka kelelahan dan tidur. Well, kemungkinan juga karena bangun kepagian untuk jalan kaki, siang tidur deh membalas kurang tidur di malamnya, akakakak.
3. Kalau siang masih tidak mau tidur, kami ingatkan kalau sore mau jalan-jalan (kami jalan keliling kompleks pagi dan sore). Kalau belum tidur nanti gak bisa ikut karena kan bakal mengantuk. Kalau pas sore waktunya jalan ternyata ada yang baru tidur, aku dan suami sepakat, salah satu dari kami akan menemani di rumah, yang lain menemani jalan. Durasi tidur siang sebaiknya 1-2 jam saja.
4. Anak kalau tidak ngantuk memang susah dipaksa tidur. Jadi kami pakai teknik "tes capek" yang diajarkan Mbak Ellen Kristi untuk memastikan anak memang masih boleh dibiarkan melek. Tes capek ini sangat berguna untuk anak yang tidak mau tidur siang (padahal sebetulnya sudah capek).
TES CAPEK
- Beritahu anak bahwa kadang tubuh sudah capek tapi karena dia bersemangat, dia tidak sadar
- Kalau tubuh sudah capek, harus diberi istirahat
- Tapi kalau tubuh belum capek, dia boleh melanjutkan main
- Untuk mengetes dia betulan belum capek maka:
• Dia harus berbaring gak bergerak, gak bersuara, tarik napas teratur, tutup mata
• Papa/Mama akan hitung 1-100
• Selama papa/mama menghitung, anak gak boleh bergerak-gerak, bersuara, membuka mata.
•Kalau anak masih bergerak-gerak, bersuara, membuka mata di hitungan 50 ke atas, hitungan dimulai lagi dari angka 1.
• Kalau sampai hitungan ke-100, anak tidak tertidur, berarti dia boleh tetap main/berkegiatan/keluar kamar.
Sara kadang minta menghitungnya dalam bahasa Inggris, tapi setelah diamati dia malah susah tidur, karena asyik mendengarkan dan menghapal angka dalam bahasa Inggris, akakakak. Kacau deh. Tapi sisi baiknya, dia jadi tahu angka dalam bahasa Inggris. LOL.
Jangan lupa perhatikan durasi kebutuhan tidur anak dalam sehari. Kalau kebutuhan tidurnya dalam sehari sudah tercukupi malam, wajar saja kalau dia susah tidur siang. O, iya usahakan tidur siang 1-2 jam saja. Untuk Sofia (3 tahun) dia tidur siang dua kali, sedangkan Sara hanya sekali.
Berhasilkah kami mengajak anak tidur siang? Kadang berhasil, kadang nggak. Tapi lebih sering berhasil kok sekarang, akakak.Yang jelas inilah yang kami lakukan di rumah kami. Selamat mencoba. Semoga berhasil ya teman-teman. Lumayan lo kalau bocah tidur siang, kita juga bisa ikut tidur siang #eh.
Palangka Raya, 8 April 2021
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment