Wednesday, April 21, 2021

Manfaat Jalan Bersama Keluarga

Setelah beberapa minggu jalan kaki bareng sekeluarga (pagi dan sore) , kami merasakan manfaatnya bagi anak-anak (dan kami juga sih). Apa saja manfaatnya?

1. Saking senangnya anak-anak dengan momen jalan kaki bareng kami jadi bisa melatihkan kebiasaan baru dengan menempelkannya ke kegiatan jalan kaki, atau menjadikan jalan kaki sebagai syarat. Akakakak. Memanipulasi anak? Ngga dong, ini supaya mereka belajar konsekuensi. Beberapa kebiasaan baru yang muncul karena jalan pagi :
- Bangun lebih pagi (pukul 5 pagi anak-anak sudah mulai kami bangunkan, paling lambat pukul 5.30 kami sudah jalan). Setengah jam itu toleransi waktu untuk leyeh-leyeh (ya kali, bangunin bocah bisa langsung bangun, hahahaha), merapikan tempat tidur, buang air kecil, dan minum air putih.
- Tidur tidak terlalu malam. Sebelumnya memang kami selalu sudah mematikan lampu di jam tertentu, tapi namanya bocah kan di tempat tidur masih main lompat-lompat, mengoceh, dll. Sekarang kami kasih tahu kalau tidur kemalaman konsekuensinya pagi susah dibangunkan. Jadi kalau sudah dibangunkan dan gak bangun, papa mama tinggal. Pernah mereka berdua gak bangun dan akhirnya hanya aku berjalan berdua papanya. Sejak itu kapok dong mereka tidur kemalaman.
- Pola kegiatan mereka jadi teratur. Karena bangun lebih pagi dan ada aktivitas fisik jadi siang Sara capek dan mau tidur siang. Pakai tes capek pun dia kedapatan tidur terus. Ya iyalah, jam tidur malam berkurang, pindah siang deh. Akakakak. Selain itu,kalau mau ikut jalan sore harus sudah membereskan mainan dan tidur siang. Mau gak mau dong tidur siang. Akakakak. 
- Selera makan membaik. Karena banyak aktivitas fisik-jalan kaki pagi dan sore, jadi kalau dikasih makan jarang nolak. Akakakak. Biar pun dikit pasti makan. Ya iya lah, kan tenaganya kepake buat jalan. Lumayan lah, urat leher yang biasanya tegang gara-gara memaksa mereka makan jadi lumayan kendor.
2. Momen untuk menjalankan mindful parenting.
Berasa gak sih kalau kebersamaan bareng anak sering kedistract hal-hal lain, kayak HP, pekerjaan, tontonan tv, atau sambil mengerjakan pekerjaan lain. Jalan bareng anak isinya hanya sepenuh hati memegang tangan mereka, mengobrol, melihat sekeliling. Aku belajar mindful saat berjalan bersama mereka. Susah. Apalagi aku terbiasa multitasking, dan pikiran ke sana ke mari.Mindfulness menurut Mas Aar (Rumah Inspirasi), kita hadir sepenuh hati dan memberikan perhatian sepenuhnya kepada anak. Pikiran tidak melayang-layang ke aneka masalah atau membayangkan kegiatan berikutnya. Hadir sepenuh hati berarti kita mendengarkan anak menggunakan seluruh indera, gestur, intonasi dan bahasa non verbal. Kita merespon dan mengajukan pertanyaan bermakna ke anak, bukan hanya berkomentar sambil lalu. Proses ini kelihatannya sederhana tapi butuh latihan agar menjadi kebiasaan. Jika terbiasa berinteraksi secara mindful, maka kualitas hubungan membaik dan hubungan menjadi hangat.
Ternyata gak mudah lo melakukan ini, seringkali pas anak-anak ngobrolin apa yang menarik perhatiannya waktu jalan. Eh emaknya mau menggunakan momen itu ngajarin ini itu (mumpung ada ide), di situ dilemanya. Belajar mendengarkan sepenuh hati itu gak gampang Esmeralda! 😅

3. Memperkuat bonding dan makin mengenal anak. Aslinya Sara dekat sama aku, Sofia dengan papanya. Sekarang sejak jalan kaki, Sara mau dekat dengan papanya. Begitu pula Sofia denganku. Aku mulai menyadari kalau Sara mudah uring-uringan kalau kurang tidur. Dia mudah cegukan kalau lupa minum di pagi hari. Sofia suka sekali melihat binatang, tapi paling suka melihat kucing. Sara suka berhenti mengamati sampah bungkus mainan. Sofia selalu mengambilkan buat kakaknya kalau dia mengambil apa saja di jalan (batu, bunga, daun, dll).Mereka mulai hapal rute kami berjalan. Setiap perjalanan menjadi momen untuk semakin mengenal anak (dan suami). 
 
4. Saat berjalan menjadi momen untuk mengajar anak-anak tentang apa saja sesuai yang kami lihat. Anak-anak bisa belajar lewat apa yang dilihat dan kami selaku orang tua dapat belajar menggunakan apa yang kami lihat sebagai sarana belajar anak. Anak-anak tahu konsep benda mana yang tenggelam dan mengapung karena kami melempar benda ke sungai dekat rumah. Mereka belajar untuk gak membuang sampah sembarangan. Mereka melihat anjing yang bertengkar dan berpisah, lalu kami bilang kalau bertengkar gak asyik karena jadi gak bisa main bareng (sejak itu mereka jarang bertengkar). Mereka belajar berhitung sederhana. Mereka mulai hapal jalan ke tetangga yang memelihara monyet/anjing/bebek. Mereka belajar menyapa tetangga. Mereka menghitung kucing yang mereka lihat sepanjang jalan. Mereka mengamati kendaraan punya nomor,rumah-rumah juga. Di lain waktu kami mengamati aneka binatang dan bunga. Terkadang aku request ke Sara menggambar binatang yang dilihatnya (karena dia suka menggambar). Mereka belajar menyeberang jalan. Mengetahui tentang trotoar. Belajar kosa kata baru. Mengenali huruf (yang tertampang di toko-toko). Mengenali aneka tumbuhan, dan masih banyak lagi yang dipelajari. Yang lucu, pernah Sofia mengeluh karena sinar matahari pagi panas. Belum sempat aku berkomentar, Sara sudah bilang : Gak papa Dek, kan banyak vitamin D. Bagus buat kita supaya sehat. Buahahaha. Persis omonganku ke Sara dulu saat dia mengeluh panas 🤭 Sara ingat rupanya. 

Ga nyangka kan, `jalan' doang banyak manfaatnya ya. Yuk, kita jalan bareng keluarga!

Palangka Raya, 21 April 2021
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...